Surat Untuk Mossa Part II
Anakku,
Jika suatu hari nanti kau temukan catatan kecil ini, kau tak usah gelisah. Cukup bacalah.
Bacalah dengan nafas yang kau hela satu-persatu. Bacalah dengan pikiran yang tenang. Bacalah dengan hati yang lapang.
Bacalah dengan nafas yang kau hela satu-persatu. Bacalah dengan pikiran yang tenang. Bacalah dengan hati yang lapang.
Bahwa aku mungkin bukan ibu yang sempurna. Sebelumnya kuyakin kau telah diskusikan denganNya bagaimana kriteria perempuan yang akan menjadi ibumu. Dan aku? Mungkin tak masuk di dalamnya.
Terkadang, aku masih mengedepankan egoku ketika kau menangis kehausan. Aku mengabaikan kegelisahanmu akan popok yang basah. Aku mengabaikan tangis kebosananmu dengan pekerjaanku. Aku memilih untuk memosting komentar di social mediaku daripada mengajakmu berbicara. Kuakui, nak. Aku tak pantas menerima penghargaan sebagai ibu terbaik. Aku adalah ibu yang belum bisa berbagi dengan waktu.
Namun, akulah ibumu nak. Walau bagaimanapun dunia menyatakan cintanya padamu, aku adalah ibumu.
10 bulan kau menggeliat dalam rahim ibu dan kulahirkan kau dengan tangis mengharu biru.
Berkali-kali kubaca bagaimana cara mendidik anak dengan baik, agar kelak kau menjadi anak yang membanggakan, menjadi harapan ummat, bangsa dan agamamu. Agar kelak di hari akhir nanti, kukembalikan kau kepada Yang Maha Kuasa dengan kelembutan hati dan ketenangan jiwa. Tak ada yang cacat dalam pendidikanku padamu.
10 bulan kau menggeliat dalam rahim ibu dan kulahirkan kau dengan tangis mengharu biru.
Berkali-kali kubaca bagaimana cara mendidik anak dengan baik, agar kelak kau menjadi anak yang membanggakan, menjadi harapan ummat, bangsa dan agamamu. Agar kelak di hari akhir nanti, kukembalikan kau kepada Yang Maha Kuasa dengan kelembutan hati dan ketenangan jiwa. Tak ada yang cacat dalam pendidikanku padamu.
Maka, maafkan aku nak.
Jika dalam perjalanan aku tak mampu menjadi ibu seideal yang kau mau.
Begitu banyak komentar orang yang datang silih berganti. Mengomentari cara ibu mendidikmu, menggendongmu, memelukmu bahkan memandikanmu. Setiap malam ibu mencari referensi cara mengurus dan mendidik anak dengan benar meskipun apapun yang ku baca tidak akan mampu mengalahkan mereka yang sudah berpengalaman.
Namun ibu berprinsip, ibu akan selalu memberi yang terbaik untukmu. Sebisa ibu, semampu ibu. Agar kau tak kurang kasih sayang, bahagia dunia dan akhirat. Agar kau menjadi jembatan kebaikan Ibu sepeninggal Ibu nanti. Senantiasa mendoakan Ibu, meski ibu tak lagi nyata di sampingmu.
Meski kau masih kecil, bahkan mungkin belum jelas melihat wajah ibumu, ibu bahagia nak. Atas perkembanganmu yang baik, senyummu yang menawan, kesehatanmu yang senantiasa Allah berikan. Semoga Allah menjagamu, melindungi dari segala kejahatan yang nampak dan tak tampak. Kau mulia dalam penjagaanNya.
Anakku yang ibu cintai selalu, dalam diam dan dalam doa ibu..
Tumbuhlah sehat, bahagia dan tetap rendah hati. Jadilah hamba yang Allah cinta dan mencintaiNya. Kuatkan dirimu, kuatkan imanmu. Jangan biarkan kezaliman mengoyak teguh prinsipmu.
Meski kau masih bayi, namun kau harus tau. Dunia hanyalah tempat singgah. Bawa ayah dan ibu ke syurga dengan bahagia ya nak.
Tumbuhlah sehat, bahagia dan tetap rendah hati. Jadilah hamba yang Allah cinta dan mencintaiNya. Kuatkan dirimu, kuatkan imanmu. Jangan biarkan kezaliman mengoyak teguh prinsipmu.
Meski kau masih bayi, namun kau harus tau. Dunia hanyalah tempat singgah. Bawa ayah dan ibu ke syurga dengan bahagia ya nak.
Tengkuraplah, merangkaklah, berjalanlah, berlarilah, jadilah lelaki yang gagah dan bersahaja, Mossaku sayang. Tegapkan badanmu, tegakkan kepalamu.
Ibu menunggu setiap perkembanganmu. Kita lalui sama-sama ya nak.
Ibu menunggu setiap perkembanganmu. Kita lalui sama-sama ya nak.
Salam sayang untuk Mossakuu sayang
Amin Ya Rabbal'alamin
BalasHapus